Dari Daendels Hingga Jen Willem Janssens dan Strategi Perang Di Jawa Tahun 1811 (Perang Napoleon di Pulau Jawa I)
Revolusi Perancis dalam
sejarah peradaban manusia khususnya di Eropa membawa dampak kepada berubahnya
konstelasi politik dunia, terutama dalam bidang politik dan militer. Anak dari
Revolusi Perancis yang menjadi legenda poltik dunia adalah Napoleon Bonaparte.
Lahir di Corsica (Italia), 15 Agustus 1769 dari keluarga bangsawan di Italia,
kemudian menjadi prajurit dengan pencapaian gemilang dalam usia relatif muda
dari beberapa peperangan yang digelutinya.
Dalam perjalanan
karirnya, Napoleon adalah Jenderal dan Kaisar Perancis pasca transformasi
sosial politik Perancis yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan monarki Perancis.
Perubahan ketatanegaraan di Perancis yang terjadi
pada akhir tahun 1804 membawa dampak yang sangat besar terhadap konflik Perancis-Inggris
(Marihandono, 2004), yang sebelumnya sudah berlangsung dalam rentang waktu
lama. Selain mewariskan gaya politik baru, Napoleon juga memberi sumbangsih
dalam bidang hukum melalui Codec Napoleon
atau Undang-undang Napoleon yang diadopsi sebagai sistem hukum seperempat
negara-negara di dunia. Napoleon juga menyumbangkan strategi perang total dalam
dunia militer, dengan pembuktian luasnya daerah taklukan Perancis di Eropa
hingga ke wilayah timur dan barat bumi.
Takluknya
kerajaan Belanda oleh Perancis, secara otomatis wilayah koloni Belanda juga
berada dibawah kekuasaan Perancis termasuk Nusantara (Hindia Belanda). Inggris
sebagai seteru Perancis tidak mendiamkan begitu saja hegemoni Perancis meluas.
Penghadangan ekspansi Perancis ini dilakukan dalam bentuk penguasaan kembali
Belanda dan melancarkan serangan ke beberapa koloni Belanda semisal menguasai
Tanjung Harapan dan usaha merebut wilayah pelayaran strategis dari Eropa ke
Asia.
Napoleon
sebagai kaisar Perancis juga melakukan antisipasi agar Belanda tidak berpindah
kekuasaan ke Inggris dengan mengangkat Louis Napoleon, adiknya, sebagai raja
Belanda. Wilayah-wilayah yang menjadi kekuasaan Belanda dan terancam akan
direbut oleh Inggris menjadi perhatian Louis, dengan menempatkan panglima
perang seperti di Groningen dan Friesland. Pulau Jawa yang menjadi wilayah
koloni Belanda juga mendapat perhatian khusus oleh Louis, dengan mengangkat
Herman William Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 29
Januari 1807. Daendels sebagai bagian rezim Napoleon berlabuh di Pulau Jawa
tahun 1808 (Rickleffs, 2008). Tugas Daendels sebagai gubernur jenderal yaitu
mengamankan wilayah Jawa dari serangan Inggris dan pembenahan sistem
administrasinya. Menjaga wilayah Jawa dari serangan Inggris, Daendels
menggunakan dua strategi pertahanan, yaitu strategi pertahanan darat dan
strategi pertahanan pantai.
bersambung......
Sumber:
Marihandono, Djoko (2004). Strategi Pertahanan Napoleon Bonaparte Di Jawa (1810-1811). Makalah dalam Konferensi Nasional Sejarah oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia. Jakarta.
Ricklefs, M.C (2008). A History Modern Indonesia Since C. 1200. New York: Palgrave Macmillan.
Rocher, Jean. 2011. Perang Napoleon Di Jawa 1811. Jakarta: Kompas.
Komentar
Posting Komentar